Ada banyak perempuan hebat di dunia ini…
Ada beribu, berjuta bahkan tak terhitung wanita
tangguh di bumi ini…….
Namun di luar mereka semua, ada perempuan-perempuan
biasa yang begitu istimewa di mataku. Mereka perempuan-perempuan bersahaja yang
begitu menggugah jiwa. perempuan-perempuan sederhana namun mengukir teladan
yang begitu indah hingga ke dalam sukma.
Ibu Hj. Wirianingsih.
Sosoknya pertama kali kubaca di sebuah tabloid
islami jauh beberapa tahun yang silam. Dari awal aku telah mengaguminya. 1
tahun berikutnya kubaca ada undangan talkshow bersama beliau dan keluarga di
redaksi tabloid yang sama. Dengan semangat aq menabung untuk membeli tiket undangan
& juga tiket PP. Karena berfikir tak mungkin bakal kehabisan undangan jd
kuputuskan cukup membeli di tempat. Namun siapa yang menyangka dari sini
bermula cerita panjang pertemuanku dg beliau.
Aq ingat pada hari H aq berangkat dengan pesawat paling
pagi lalu langsung naik damri, dilanjutkan bus kota, angkot hingga ojek berkeliling
berputar-putar mencari lokasi dan hasilnya aq terlambat. Begitu juga karena membludaknya peserta, di meja
pendaftaran aq diskak bahwa acara sudah dimulai & tak ada satupun tiket yang masih
tersisa. saat itu juga aq terduduk lemas. Aq berbisik ya 4JJI aq hanya ingin
mengenal dan belajar dari beliau lebih dekat, apakah tidak boleh? lalu keluarlah
air mataku.
Setelah kejadian itu, tiba-tiba ada seorang panitia
keluar dari ruangan, melihatku sendirian di pojokan diapun datang menghampiri. Dia
bertanya mb datang darimana & aq pun bercerita. Subhanallah aq tidak tau
bagaimana cara Tuhan bekerja, yang pasti seketika itu juga dia membawaku masuk
dan mengambilkan kursi tambahan untuk duduk bersama peserta yang lain.
Saat sesi tanya jawab sebagai peserta terjauh, aq
diperkenankan bertanya sambil diminta untuk sedikit bercerita tentang tragedi
kedatanganku pagi hingga siang itu. Kontan semua mata memandang, ternyata tak hanya aku yang
berlinang air mata sambil bercerita tapi juga ibu Hj. Wirianingsih &
suaminya Bpk. H. Muttami’ul Ula yang saat itu sedang menjabat sebagai anggota
DPR RI menjawab sambil berkaca-kaca. Beliau berkata “sungguh kursi yang mb
duduki sekarang jauh lebih bernilai dari kursi yang kami duduki di depan bahkan
kursi mahal yang saya duduki di gedung DPR. Ketahuilah, 4JJI tidak akan
menyia-nyiakan niat, usaha & tujuan mb kemari. Yakinlah, kamipun ikut meng-amini
do’a & harapan mb. Semoga kita masih bisa dipertemukan lagi suatu hari
nanti dalam kondisi yang lebih baik & masih selalu dalam rangka kebaikan”.
Begitu teduh kata-kata beliau, bagai disiram
kesejukan langsung dalam hati aq berkata amin ya 4JJI semoga masih bisa
diperkenankan belajar lebih banyak lagi dari beliau sekeluarga insyaAllah.
Tak disangka tak dinyana 2 tahun setelah itu saat
aq sedang pulang, tak sengaja kulihat spanduk besar di depan masjid Raya kota
kelahiranku bertuliskan nama beliau. Aq terkejut, ternyata benar beliau diundang
sebagai pentausyiah dalam sebuah peringatan hari islam di kotaku. Kembali aq
bersemangat menghadiri, mengharap ada pencerahan yang kembali bisa kuserap
darinya. Hari H pun tiba, dipenghujung acara aq pun kembali menyapa beliau. Sambil
terkesiap beliau berkata Subhanallah, sungguh 4JJI senantiasa mengijabah do’a setiap
nyawa yang ingin mendekat padaNya. Jangan pernah berhenti berharap dalam
kebaikan atas namaNya mb. Dengan sigap hatiku menjawab…amin.
Dari lika-liku pertemuanku itu, mungkin ada yang
bertanya apa istimewanya beliau sehingga begitu semangatnya untuk ditemui?
Yah…beliau memang perempuan biasa, hanya seorang
ibu rumah tangga dengan 11 orang anak dengan beberapa kesibukan sosial
keagamaan yang beliau geluti.
Tapi takkan ada yang tidak berdecak kagum bahkan
menitikkan air mata haru jika semua orang tahu bahwa beliau telah berhasil
menghantarkan ke-11 anaknya menjadi seorang hafizh & hafizhoh dari tangan beliau
sendiri.
Yah beliau sendirilah yang menghujamkan rasa cinta
alqur’an pada semua anaknya sejak lahir.
Beliau sendirilah yang dengan segala kesabaran
& keistiqomahannya mengajari anak-anaknya mengenal huruf alqur’an sejak bisa
bicara hingga mampu menghafal al-qur’an se-terjemahan berikut tafsir-tafsirnya.
Beliau sendirilah yang mengajari anak-anaknya
bagaimana menciptakan suasana kondusif, kerjasama yang kompak dan pembebanan
tugas yang adil antara masing-masing umur untuk saling mendukung &
memotivasi satu sama lain agar bisa sama-sama berhasil dan sukses dalam misi
dan visinya.
Meskipun kelak diusia sekolah beliau tetap menitipkan
anak-anaknya di pesantren tahfidz namun tak pelak pondasi yang telah tertanam
kuat itulah yang menjadi dasar utama keberhasilan beliau dalam menghidupkan
alqur’an & meng-alqur’ankan kehidupan keluarga beliau.
Di mataku bisa disimpulkan bahwa beliau telah menciptakan
sebuah sistem dg harmoni yang sangat indah di bawah atap rumahnya. Sebuah sistem
yang telah teorganisir dengan begitu rapi dalam keluarganya sehingga seandainya
berapapun anak yang keluar dari rahimnya disaat yang akan datang, maka mekanisme yang
berjalan akan tetap sama antara beliau, suami & anak-anaknya. Dan hasilnya
anak yang kemudian baru dilahirkan pun akan juga tumbuh & besar sebagai
seorang hafizh & hafizhoh dikemudian hari seperti yang lainnya. Luar biasa.
Kerena itu beliaupun dianugerahi dengan panggilan ummu hafidz.
Tapi apakah anak-anaknya hanya cerdas di bidang Imtag
saja?.... Tidak. Ternyata dugaan itu tidak benar.
Setiap berbicara dimanapun, beliau hampir selalu
membawa berapapun anaknya yang mempunyai waktu luang untuk ikut bercerita dan berbagi
ilmu. Sedangkan bagi yang tidak ikut maka akan diputarkan video tentang
keseharian mereka baik di rumah maupun di sekolahnya.
Maka ketakjuban kita bukan hanya sekedar ketika melihat anak-anak
mereka dengan lancarnya melantunkan & membacakan terjemahan ayat-ayat yang
dites langsung oleh peserta tapi juga bukti prestasi mereka di sekolah, di
kampus, di organisasi manapun yang mereka ikuti dan bidang apapun yang mereka
pilih.
Benar adanya dengan alqur-an hidup mereka menjadi
bercahaya.
Mereka telah menjadi bintang dimanapun mereka
berada.
Dengan kebeningan hati dan kebersihan fikir mereka,
maka segala ilmu pengetahuan dengan begitu mudahnya terserap oleh space otak
mereka. Subhanallah.
Dari semua itu, pertanyaan besarnya adalah “Apa resep
keberhasilan beliau? apa rahasia di balik semuanya ini?”
Ternyata dan yang paling utama jawabannya yaitu karena
beliau telah mengawalinya dengan “bernadzar
untuk mewaqafkan hidupnya di jalan 4JJI”.
Sehingga dengan begitu segala jalan 4JJI beri lewat
tangannya demi kebaikan & kemaslahatan.
Sehingga dengan begitu segala sabar & istiqomah
4JJI anugerahi demi terwujudnya generasi qur’ani.
Beliau begitu meyakini sejak
bernadzar, tugas beliau hanya berikhtiar selebihnya Tuhan yang bekerja.
Ya…adalah sebuah kebenaran, sejatinya anak adalah investasi. & hanya investasi
di jalan 4JJI lah yang bisa membawa kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Aq tidak pernah tau seperti apa do’a beliau, tp jika
boleh aq mengira-ngira mungkin di antara lantunan do’a beliau pernah meminta “ya
4JJI mungkin aq tidak mampu berjihad layaknya mereka yang membela agamaMu dg harta,
jiwa raga, bahkan nyawa mereka. Tapi ijinkanlah aq mampu melahirkan generasi
yang bukan hanya sekedar qurrota a’yun bagiku di dunia, serta menjadi penyelamat dan pembela
bagiku di akhirat, melainkan juga bisa menjadi teladan bagi umatMu”….amin
Sungguh banyak sekali tauladan yang bisa diresapi
dari diri beliau, sehingga rasanya tak salah jika kukatakan beliau adalah salah
satu dari kartini-kartini itu. Kartini yang bukan hanya mewujud sebagai seorang
perempuan pencerah tapi juga sebagai penggugah jiwa. Subhanallah.
*selamat hari Kartini